REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pelatih Belanda Louis van Gaal merupakan sosok yang mendapatkan kritik paling banyak selama gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar. Permainan yang minim kreativitas dan cenderung oportunis selama fase grup menjadi sorotan atas gaya kepelatihan mantan pelatih Manchester United tersebut.
Van Gaal menghadapi tudingan negatif yang sama seperti ketika ia membawa Belanda memenangkan tempat ketiga di Piala Dunia 2014, saat kalah dari Argentina di semifinal lewat adu penalti. Mantan pelatih Barcelona itu memang kerap berterus terang menghadapi pengkritiknya.
Namun kali ini pelatih berusia 71 tahun itu tidak banyak bicara dalam menjawab kritik. Ia membuktikan dirinya bisa membawa Belanda melaju ke perempat final Piala Dunia 2022, di saat tim sekelas Jerman dan Belgia pulang lebih cepat.
Kemenangan 3-1 atas Amerika Serikat (AS) di babak 16 besar membuat tim Oranye telah menjalani 19 pertandingan tak terkalahkan sejak Van Gaal menggantikan Frank de Boer pada Agustus 2021. Ini merupakan kali ketiga Van Gaal melatih finalis Piala Dunia 2010 tersebut.
Memphis Depay dkk tampil kejam saat melawan AS, setelah dikritik saat ditahan imbang Ekuador 1-1. Tidak ada yang menyangkal bahwa metode dan sikapnya yang jujur kerap membuatnya tidak disukai. Tapi itu justru membawa Belanda di level saat ini, setelah absen di Piala Dunia 2018. Itu Artinya Belanda bukanlah tim yang bisa diremehkan.
Van Gaal bahkan sesumbar bisa membawa timnya menjuarai Piala Dunia. ''Saya pikir kami memiliki peluang besar di sini. Kami masih memiliki tiga pertandingan lagi. Saya sudah membicarakan hal ini selama setahun agar kami bisa menjadi juara dunia,'' kata Van Gaal dikutip dari BBC, Senin (5/12/2022).